MAKALAH
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
“CONTOH STUDI KASUS MENGGUNAKAN SPK”
OLEH :
ADITYA ANRIYANTO
F55115068
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2017/2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah...................................................................... 2
1.4 Tujuan...................................................................................... 2
1.5 Prinsip Kerja............................................................................ 3
1.6 Manfaat................................................................................... 3
BAB II DASAR
TEORI......................................................................... 4
2.1 Pengertian system pendukung
keputusan............................... 6
2.2 Tujuan system pendukung keputusan
.................................... 7
2.3 Manfaat system pendukung
keputusan...................................
2.4 Contoh kasus system pendukung
keputusan...........................
BAB III
PENUTUP................................................................................ 8
BAB VI KESIMPULAN....................................................................... 17
3.1
Kesimpulan....................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 18
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan
puji syukur atas rahmat ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA karena berkat ridho-NYA kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Chairunnisa
Lamasituju, S.Kom., M.Pd. selaku dosen
pengampu Sistem Pendukung Keputusan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Kami juga mengucapkan kepada teman-teman kami yang selalu setia
membantu kami dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang Sistem Pendukung Keputusan Decision Support Systems (DSS).
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna
Palu, 21 September 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Sistem Penunjang Keputusan Decision Support Systems
(DSS) didefenisikan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan
pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada
dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer
melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer. Konsep DSS
pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott Morton,
yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Management Decision System”. Konsep
DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS
dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai
dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan
pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan
mengevaluasi pemilihan alternative.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertia Sistem
Pendukung Keputusan.
2.
Fungsi dan
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan.
3.
Persyaratan
Kelebihan, dan Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan.
1.3
TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Sistem Pendukung Keputusan.
2. Untuk menjelaskan tahapan-tahapan Sistem Pendukung
Keputusan.
3. Untuk mengetahui karakteristik dan pemanfaatan Sistem
Pendukung keputusan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1
PENGERTIAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Ø Pengambilan
keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan
atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis
terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta
ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan.
Menurut
Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam
proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap
Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap
ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi
yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang
disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk
mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap
diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar
ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang
akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap
ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilihan.
sistem
pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan
merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka
dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan
untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat.
Ø Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Secara global
dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah untuk
meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan
alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga
dapat membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan
demikian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan
biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang
Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan
efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian
penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan
efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.
Ø
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga
komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System/User
Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
2.2
TUJUAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Tujuan dari Sistem
Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut (Turban, 2005):
1. Membantu
manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
2. Memberikan
dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan
fungsi manajer.
3. Meningkatkan
efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan
efisiensinya.
4. Kecepatan
komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan
banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan
produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para
pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran
kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang
berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf
pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan.
Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang
menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.
6. Dukungan
kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai
contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga alernatif yang
bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan pandangan
dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa
dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan
bisa di ambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan
tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang
kompleks, memeriksa banyak scenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai
pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada
keputusan yang lebih baik.
7. Berdaya
saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan
menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan
tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk,
dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah
mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan,
serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan
yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan
yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.
8. Mengatasi
keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon (1977),
otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan
informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi
dengan cara yang bebas dari kesalahan.
2.3
MANFAAT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
A.
SPK memperluas kemampuan
pengambil keputusan dalam memproses data informasi bagi pemakainya.
B.
SPK membantu pengambil
keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat
kompleks dan tidak terstruktur.
C.
SPK dapat menghasilkan
solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
D.
Walaupun suatu SPK
mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil
keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam
memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
2.4
CONTOH KASUS
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
A. PENENTUAN
PENDIRIAN LOKASI WARNET KOTA PALU
Ø Kasus penentuan pendirian lokasi warnet
Perusahaan yang bergerak dalam bidang
warung internet ingin melakukan proses penentuan lokasi penderian warnet, dalam
proses ini pihak perusahaan menetapkan 5 (lima) kriteria seperti terlihat dalam
table, dalam syarat setiap lokasi harus memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dari
beberapa kriteria yang ditetapkan, perusahaan melakukan perbandingan antara
kriteria yang satu dengan kriteria yang lainnya sesuai skala perbandingan.
Setelah itu baru melakukan perbandingan terhadap masing-masing kriteria, dari
hasil perbandingan kriteria dibuat matriks perbandingan kriteria untuk
menghitung bobot prioritas, setelah itu dihitung konsistesinya, langkah
selanjutnya dari hasil perbandingan lokasi terhadap masing-masing kriteria
dibuat matriks perbandingan alternative lokasi berdasarkan kriteria untuk
menghitung bobot prioritas yag berfungsi untuk melihat lokasi naba yang paling
berpeluang, setelah diketahui bobot prioritas kriteria dan bobot prioritas
lokasi terhadap masing-masing kriteria baru dihitung bobot prioritas global,
cara manualnya sebagai berikut
Ø Pemecahan Masalah
Pertama-tama menyusun hirarki dimana diawali dengan
tujuan, kriteria dan alternatif-alternatif lokasi pada tingkat paling bawah.
Selanjutnya menetapkan perbandingan berpasangan antara kriteria -kriteria dalam
bentuk matrik. Nilai diagonal matrik untuk perbandingan suatu elemen dengan
elemen itu sendiri diisi dengan bilangan (1) sedangkan isi nilai perbandingan
antara (1) sampai dengan (9). Selanjutnya setelah menemukan bobot prioritas
kriteria. Menetapkan nilai skala perbandingan lokasi berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan sperti lokasi warnet berdasarkan jarak dengan rumah mahasiswa
< 100 m. lokasi warnet berdasarkan pertimbangan kriteria jarak dengan sarana
Pendidikan < 2 km.berdasarkan pertimbangan kriteria pesaing,perbandingan
alternative lokasi warnet berdasarkan pertimbangan kriteria luas bangunan.
Setelah semua itu di seleksi kriteria-kriteria penilaian yang
telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap
atribut, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternatif
yang optimal, yaitu lokasi pendirian wanet yang terbaik.
B. PENENTUAN
MAHASISWA BERPRESTASI JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TADULAKO
Ø Kasus penentuan mahasiswa berprestasi
Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan
bagi yang enerimanya. Beasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi
penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan (Jawa Pos, 2009). Pengertian
Beasiswa seperti yang dikutip dari wikipedia adalah pemberian berupa bantuan
keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi
keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga
pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Satu angkatan bias saja terdapat
beberapa kandidat mahasiswa terbaik. Padahal dalam setiap yudisium hanya
memutuskan satu orang mahasiswa dengan predikat lulusan terbaik. Para pemangku
kepentingan akademik sering kali memiliki kendala untuk menentukan kriteria apa
saja yang dapat dipakai untuk menetapkan mahasiswa lulusan terbaik.
Ø Pemecahan masalah
Pertama-tama disini mengambil sample
terhadap beberapa mahasiswa kemudian setiap mahasiswa yang dijadikan sample di
survei satu per satu untuk didapatkan datanya kemudian menentukan nilai
prioritas dari point-point yang akan dijadikan pertimbangan seperti prestasi
akademik yang mana didalamnya terdapat point lagi pertama sertifikasi
kompetensi, nilai IPK, minat,dan semester, kemudian factor ekonomi seperti
penghasilan, jumlah tanggungan, dan usia dan yang terakhir yaitu kegiatan
pendukung seperti seminar akademik kegiatan pengabdian terhadap masyarakat dan
penelitian adapun setiap bobot dari ke 3 sub pokok tadi diberikan angka atau
nilai pada setiap sub point penilaian semua itu kemudian atribut atribut yang
telah ditetapkan digabungkan.
C.
PENENTUAN PENERIMAAN
CALON MAHASISWA BARU JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI.
Ø Untuk
masuk ke perguruan tinggi negeri yang berada di Indonesia, calon mahasiswa
melalui beberapa tahap proses penyeleksian yaitu melalui tahap SNMPTN, SBMPTN.
Masalah umum yang sering terjadi dalam proses penilaian potensi calon mahasiswa
yaitu subjektifitas pengambilan keputusan melalui nilai rapor, akreditasi
sekolah, hasil nilai ujian tertulis tes kemampuan dasar sains dan teknologi
(Saintek), tes kemampuan dasar sosial humaniora (Soshum), Tes Kemampuan dan
Potensi Akademik serta uji keterampilan calon mahasiswa. Melalui beberapa tahap
penilaian dengan harapan mahasiswa dapat menyelesaikan studinya dengan tepat
waktu dan dengan hasil yang terbaik.
Ø Pemecahan masalah
Langkah awal yang diambil adalah dengan
menentukan syarat syarat yang dibutuhkan untuk Jurusan Teknologi Informasi
contohnya menentukan variable variable data yang dibutuhkan, menentukan aspek
yang dibutuhkan untuk penelitian, penentuan nilai tertinggi dan nilai terendah
nantinya setelah didaptkan nilai perbandingan nilai tertinggi dan terendah
kemudia dikelompokkan kemudian. Tentukan ppula kriteria peniliaian seperti
nilai rata-rata raport, nilai rata-rata UN dan nilai M-M UN ada pula syarat
syarat pendukung seperti dapat mengoprasikan laptop/computer, memiliiki
pengetahuan dasar software dan hardware memiliki keinginan sendiri untuk masuk
jurusan teknologi informasi, rajin,disiplin,giat, ulet belajar, memiliki
kemampuan logika yang baik. Setelah itu nantinya akan didapatkan nilai nilai
yang diinginkan kemudian diseleksi.
D. PENENTUAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
Ø Kasus
penentuan calon asisten praktikum jurusan
teknologi informasi untad.
Dosen
yang menjadi koordinator suatu mata kuliah akan melakukan seleksi penerimaan
asisten terhadap mahasiswa yang telah mendaftar menjadi calon asisten. Dalam
proses seleksi tersebut para dosen biasanya melakukan wawancara dan atau tes
kepada para calon asisten tersebut. Hasil dari wawancara maupun tes tersebut
yang menjadi bahan pertimbangan para dosen untuk menentukan siapa saja yang
akan diterima menjadi asisten.Akan tetapi peranan teknologi informasi sendiri
terkadang hanya digunakan untuk memberikan pengumuman seputar penerimaan
asisten, belum sampai digunakan pada proses pemilihan asisten tersbut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peranan teknologi informasi diharapkan dapat
digunakan untuk membantu para dosen dalam melakukan proses penerimaan asisten
dosen, sehingga dapat mempercepat proses dan dapat menghasilkan keputusan
terbaik tentang siapa saja asisten yang diterima.
Ø Penyelesaian masalah
untuk
mendapatkan rangkin nilai dari para calon asisten, bobot pada setiap kriteria
diperlukan. Tabel 1 Bobot Kriteria
Kriteria Bobot
kemampuan Mengajar (k1) 0,14
penguasaan Materi (k2) 0,14
Nilai (k3) 0,11
Ipk (k4) 0,11
penguasaan Kelas (k5) 0,11
kerja sama (k6) 0,11
Motivasi (k7) 0,08
Disiplin (k8) 0,08
tanggung jawab (k9) 0,06
Pengalaman (k10) 0,06
Total 1
Pemberian bobot ini dilakukan secara manual, dimana pembobota kriteriapenilaian didapat berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap beberapa dosen yang sebelumnya pernah melakukan
penerimaan calon asisten dosen.
E. Kelayakan
TKI ke Luar Negeri
Ø Indonesia
merupakan Negara yang padat penduduk, namun belum memiliki lapangan pekerjaan
yang cukup untuk peningkatan taraf hidup penduduk. Hal ini mendorong banyak
penduduk yang menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Namun tenaga kerja
Indonesia yang layak untuk dipekerjakan di luar negeri harus memiliki kriteria
khusus, yaitu: usia, pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman
kerja. Kriteria-kriteria tersebut menjadi acuan dalam proses penyeleksian
kelayakan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Ø PENYELESAIAN MASALAH
Dalam permasalahan ini,
proses penyeleksian calon TKI ini membutuhkan beberapa kriteria, terdapat 4
kriteria yang digunakan usia, pendidikan, psikotes, dan pengalaman kerja.
Kriteria-kriteria ini dipilih berdasarkan kriteria yang memang telah digunakan
oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga. Aktor calon TKI
menyerahkan berkas yang dibutuhkan dalam penyeleksian lalu aktor staf bagian
penempatan login agar dapat berinteraksi dengan sistem untuk memasukkan data calon
TKI, nilai kriteria, melakukan penyeleksian, dan membuat laporan hasil
penyeleksian.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sistem
pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel dalam
perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan
alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak
menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah
sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan
data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak
terstruktur dan semi terstruktur. Keterbatasan sistem pendukung keputusan yaitu
hanya bisa menyelesaikan masalah berdasarkan program yang ditanamkan, tidak
dengan hal yang tak terduga seperti manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://ijns.org/journal/index.php/speed/article/view/1394/1378
Bet365 Casino New York - Mapyro
BalasHapusBet365 군산 출장안마 Casino New 충청북도 출장안마 York. InfoCodeYear2021‑04eBay$1,021,867.88Report2020‑01‑10eBay$1,021,867.88ReportView 천안 출장안마 12 more 동두천 출장마사지 rows 청주 출장마사지